Monday, November 24, 2008

IKHTISAR PENGGEMBALAAN

IKHTISAR PENGGEMBALAAN

I. PENDAHULUAN

Secara organisatoris maupun secara teologis/dogmatis penggembalaan adalah (salah satu) tugas Gereja. Setiap warga Gereja mempunyai tanggung jawab mengenal pelaksanaan dan terlaksananya tugas Gereja untuk itu perlu pembekalan khusus di bidang penggembalaan.

II. TEMPAT PENGGEMBALAAN DALAM GEREJA

Yohanes 21:15-19 menceritakan kepada kita, bagaimana Yesus berpesan kepada Petrus untuk memelihara domba-dombaNya yang akan ditinggalkanNya. Yesus sendiri mengibaratkan atau menyamakan pelayanan kepada saudara-saudara kita dalam Yesus Kristus itu, dengan penggembalaan. Jadi; saudara-saudara itu hendaknya dijaga, dipelihara, dibimbing dan diselamatkan dari bahaya.
Kata gembala dalam bahasa latin ialah Pastor, dan dalam bahasa Yunani disebut poimen. Oleh sebab itu penggembalaan dapat juga disebut poimenika atau pastoralia. Pelayanan pastoral adalah sama dengan penggembalaan.
Yesus menghendaki supaya pengikut-pengikutNya bergaul satu sama lain dan bertindak satu sama lain sebagai seorang gembala, seorang pastor adalah pastur pasturum.
Berdasarkan apa yang dikatakan di atas, penggembalaan dalam jemaat dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Mencari dan mengunjungi anggota jemaat satu persatu.
b. Mengabarkan Firman Allah kepada mereka, dalam situasi hidup mereka pribadi.
c. Melayani mereka sama seperti sekiranya Yesus melayani mereka
d. Supaya mereka lebih menyadari akan iman mereka, dan dapat mewujudkan itu dalam hidupnya sehari-hari.
e. Supaya mereka tetap selamat didalam perjalanan menuju keselamatan sempurna dalam persekutuan dengan Allah di sorga.


III. ASAS-ASAS PENGGEMBALAAN

1. Tanggungjawab kepada Tuhan. Takut dan hormat. (boten saged kasanggi miring). Tidak boleh “kapan-kapan kalau ada waktu”. Meskipun Majelis tanpa gajih beda dengan Pendeta. Tetapi dilakukan dengan dedikasi tinggi sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan.
2. Terpeliharanya keselamatan gembalaan.
3. Tidak memandang orang. Tiap orang berharga=seharga darah Kristus.
4. Kasih yang tulus terhadap orang percaya yang digembalakan. Gembala harus mampu menyingkirkan perasaan negatif dalam hatinya yang mungkin timbul karena hubungan yang kurang nyaman dengan gembalaannya. (misal; marah, dendam, benci, iri, dsb)
5. Dilakukan setiap saat: Penggembalaan preventif dan kuratif (pencegahan dan penyembuhan).
6. Dengan kehati-hatian dan bijaksana harus memahami masalahnya, terkait masalah (pelanggaran) gereja/aturan gereja atau masalah kesulitan hidup.
7. Bukan penghakiman dan atau penghukuman. Menuntun gembalaan untuk menyadari kesalahannya dan menguatkan iman dan semangat hidupnya.
8. Berjalan dengan jalan manusiawi. Mengenal watak, hubungan baik, pendengar yang baik, mengimitasikan diri dengan gembalaan.
9. Tidak menyodorkan atau memaksakan suatu keputusan. Tidak mengambil alih masalah gembalaannya.
10. Dapat dipercaya oleh gembalaan. Ini termasuk etika jabatan Majelis dan Pendeta dalam menjaga kerahasiaan masalah-masalah gembalaan.

IV. BEBERAPA HAL PRAKTIS

Untuk melaksanakan asas-asas di atas dalam praktis penggembalaan, perlu mengingat hal-hal praktis sbb:
1. Mengatur pelaksanaan penggembalaan dengan tertib, terarah, konseptual, kontinue. Perlu ada Komisi.
2. Menciptakan hubungan yang baik dengan gembalaan. Pra-penggembalaan, 5 hal: 1) Hubungan baik dan sehat; 2) Mampu mengendalikan diri; 3) Hindari sikap sok suci; 4) Tidak boleh memanggil gembalaan tetapi mendatangi gembalaan; 5) Perkunjungan tidak boleh paksaan, tetapi sepersetujuan gembalaan.
3. Setelah prapenggembalaan lalu dilanjutkan perkunjungan harus diingat: 1) jangan jatuh dalam perdebatan; 2) Sabar mendengarkan dengan perhatian; 3) disiplin: tepat waktu, tepat isinya, tepat sasarannya, tepat sarannya.
4. Manakala langkah awal ini dilalui dengan baik, baru masuk ke fase akhir pastoral yaitu: membawa gembalaan kepada pemahaman yang benar akan masalah yang melilit dan atas dasar itu mengambil keputusan pemecahannya. Hal yang perlu diingat dalam fase ini: 1) bertindak sebagai teman (bukan ngguroni); 2) menolong gembalaan menganalisis untuk memahami masalahnya; 3) mendorong gembalaan untuk memutuskan tindakan (kalau perlu saran).
5. Penggembalaan terhadap penderitaan sakit terminal: Yang perlu diingat : 1) secara ajeg berkunjung; 2) empati tapi tidak bicara soal beratnya penyakit; 3) tidak menyatakan kata-kata “siap masuk kubur”; 4) menimbulkan gairah hidup; 5) bicara realistis proses penyembuhan; 6) lebih menghayati hubungan dengan Tuhan.
6. Penggembalaan yang berhubungan masalah ekonomi. Segi diakonat, konsekuensi logis penggembalaan memberikan solusi ekonomi.
7. Kitab suci, Tata Gereja, Putusan Majelis tidak untuk menghakimi atau menghukum gembalaan.
8. Memiliki kewibawaan rohani (bukan kuasa).
9. Menghormati pilihan warga atas gembala mana yang dapat diterima olehnya.
10. Kalau terjadi pamerdi, gembalaan harus tahu masalahnya (“dhodhok selehe”)

V. PENUTUP
Semua yang (dengan sederhana dan sangat singkat) telah dipaparkan di atas sekedar pertolongan kecil bagi mereka yang bukan gembala profesional tetapi bertugas melaksanakan penggembalaan, ketimbang tidak ada sama sekali, catatan-catatan ini dapat dipakai sebagai modal awal untuk selanjutnya mereka harus memperkaya diri dan membuat diri lebih bijaksana dengan pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh di dalam pelaksanaan pekerjaan penggembalaan.
Memang, penggembalaan adalah juga suatu seni, seni berkomunikasi dengan sesama. Setiap orang mempunyai seninya sendiri untuk melaksanakan pekerjaan penggembalaan. Dengan seni penggembalaan masing-masing, kiranya mereka dapat memanfaatkan catatan-catatan ini untuk (sebagai alat Tuhan yang adalah gembala yang sesungguhnya) dalam batas tertentu berhasil dalam melaksanakan tugas penggembalaannya.

1 comments:

Hardi said...

Setuju...!!!! Andai aja pelayan di GKJ 80% seperti pemahaannya, maka kehidupan teologi GKJ akan ada kemenangan jiwa pada diri jemaat tuk jd pelayan-pelayan Allah yang sejati. Tapi sayang 80% Majelis tidak paham dan tidak mau memahami akan tugas pelayannya. Terlebih ada Pendeta GKJ yang tidak tahu apa tugaa Pastoralnya,gimana mau ngajari jemaat dan majelisnya! Salut ma Majelis GKJ Cilacap.